Jumat, 02 Maret 2012

KONSEP KIMIA BAHAN MAKANAN DALAM KEHIDUPAN SEHAR-HARI


BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

 I.         IDENTIFIKASI BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi telah menghasilkan produk - produk industri yang dapat memenuhi kebutuhan manusia sehari - hari. Bahan kimia yang telah diketahui manfaatnya dikembangkan dengan cara membuat produk-produk yang berguna untuk kepentingan manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui jenis, sifat-sifat, kegunaan, dan efek samping dari setiap produk yang kita gunakan atau kita lihat sehari-hari.
Zat-zat yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari kebanyakan tidak dalam keadaan murni, melainkan bercampur dengan dua atau lebih zat lainnya. Campuran suatu zat akan tetap mempertahankan sifat-sifat unsurnya. Oleh karena itu, suatu bahan kimia akan dipengaruhi oleh sifat, kegunaan, atau efek dari zat-zat yang menyusunnya. Kekuatan pengaruh sifat masing-masing zat bergantung pada kandungan zat dalam bahan yang bersangkutan. Banyak ragam bahan kimia yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Namun, pada pembahasan ini akan dibahas beberapa kelompok bahan kimia. Bahan kimia yang dimaksud, di antaranya adalah pembersih, pemutih pakaian, pewangi, pestisida, pewarna, pengawet, pemanis dan penyedap.

 II.      MENGANALISIS KARAKTERISTIK BAHAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
A.    BAHAN KIMIA DALAM RUMAH TANGGA
Banyak bahan kimia rumah tangga yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa manfaat itu dapat dikelompokkan antara lain: sebagai bahan pembersih, sebagai bahan pemutih, sebagai bahan pewangi dan pestisida
1.      Bahan pembersih
Bahan pembersih adalah bahan kimia dalam rumah tangga yang bermanfaat sebagai pembersih. Bahan kimia yang termasuk dalam kelompok ini yang dapat membantu proses pencucian yaitu melepaskan kotoran dari tempatnya menempel dan menahan agar kotoran yang telah terlepas tetap tersuspensi. Sabun dan detergen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan detergen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang memiliki bagian yang suka air (hidrofilik) sehingga dapat larut dalam air dan bagian yang tidak suka akan air (hidrofobik) sehingga larut dalam minyak atau lemak. Jika dalam pakaian yang dicuci dengan detergen terdapat kotoran lemak maka bagian ion yang bersifat hidrofobik masuk ke dalam butiran lemak atau minyak dan bagian ion tersebut yang bersifat hidrofilik akan mengarah ke pelarut air. Keadaan ini menyebabkan butiran-butiran minyak akan saling tolak-menolak karena menjadi bermuatan sejenis. Akibatnya, kotoran lemak atau minyak yang telah lepas dari pakaian tidak dapat saling bersatu lagi dan tetap berada dalam larutan. Sebagai ilustrasi dari penjelasan tersebut.
Kita perlu hati-hati dalam memilih bahan pembersih, bahan tersebut jangan sampai menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap lingkungan. Beberapa jenis detergen sukar diuraikan oleh pengurai. Jika detergen ini bercampur dengan air tanah yang dijadikan sumber air minum manusia atau binatang ternak maka air tanah tersebut akan membahayakan kesehatan. Oleh karena itu, kita sebaiknya memilih detergen yang limbahnya dapat diuraikan oleh mikrorganisme (biodegradable). Pengaruh buruk yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian detergen yang tidak selektif atau tidak hati-hati adalah:
o   rusaknya keindahan lingkungan perairan;
o   terancamnya kehidupan hewan-hewan yang hidup di air; dan
o   merugikan kesehatan manusia.
Contoh bahan kimia pembersih adalah sabun dan deterjen.
a)      Sabun
Reaksi dalam pembuatan sabun:
Gliserin + NaOH (soda api) http://e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_378/Image/panah.jpg gliserol + natrium karboksilat (sabun)
b)      Detergen
Reaksi pembentukan detergen
Lauril alkohol + asam sulfat http://e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_378/Image/panah.jpg lauril hidrogen sulfat
Lauril hidrogen sulfat + Soda api http://e-dukasi.net/file_storage/materi_pokok/MP_378/Image/panah.jpg Detergen
2.      Bahan Pemutih
Pemutih cair biasa disebut sebagai natrium hipoklorit (NaOCl). Selain dalam komposisi senyawa tersebut pemutih cair umumnya juga mengandung: alkyl sulphate, parfum (jika diperlukan) dan air. Di pasaran produk pemutih cair biasanya mengandung natrium hipoklorit dengan konsentrasi sekitar 12%-13%. Alkyl sulphate dalam merek dagang sering disebutemal-70 ditambahkan dan berfungsi sebagai penghilang noda (stain remover).
3.      Bahan Pewangi
Pewangi atau parfum adalah hasil percampuran berbagai macam bahan pewangi (fragrance) yang bersifat mudah menguap. Produk yang sering ditambahkan bahan pewangi antara lain adalah sabun, detergen, sampo, pembersih kaca, pelembut pakaian, pengharum ruangan bahkan untuk memberikan aroma wangi  pada badan manusia.
Komposisi pewangi umumnya adalah etil alkohol (50%-90%) difungsikan sebagai pelarut, air suling(5%-20%) dan fragrance (10%-30%)
4.      Pestisida
Pestisida adalah termasuk bahan kimia yang dipergunakan untuk membasmi hama, gulma, serangga dan hewan pengganggu tanaman. 
 Pestisida dapat dibedakan menjadi :
1)      Insektisida adalah bahan kimia pembasmi serangga.
Insektisida di dalam rumah tangga biasanya difungsikan untuk membasmi nyamuk. Kandungan bahan kimia aktif dalam insektisida adalah transflutrin, khususnya pada jenis anti nyamuk bakar diambil khasiatnya melalui asapnya yang menyebar ke seluruh ruangan. Namun masih banyak produk insektisida yang difungsikan dalam dunia pertanian, misalnya: Regent, Dursban, Shenphos 56 TI.
2)      Fungisida adalah jenis pestisida yang dipergunakan untuk membasmi jamur atau  parasit.
Contoh produk fungisida : Dithane M-45, Nemispor, Daconi. 
3)      Bakterisida adalah pestisida pembasmi bakteri dalam  dunia pertanian.
Contoh produk bakterisida: Agrept, Starner, Kasumina,baktocine, formycine.
4)      Rodentisida adalah pestisida pembasmi tikus. Contoh produk misalnya: Ratgon, klerat, petrokum.
5)      Nematisida adalah jenis  pestisida pembasmi cacing.
Contoh produk nematosida: Furadan 3 G, Atasi, Rugby 10G.
6)      Moluskisida adalah jenis  pestisida pembasmi moluska atau siput pengganggu tanaman.
Contoh produk moluskisida: PHK-o6, Snaildown 250CC, siputox 5G, Boss EC.
7)      Herbisida adalah senyawa atau material yang disebarkan pada lahan pertanian untuk menekan atau memberantas tumbuhan yang menyebabkan penurunan hasil (gulma).
Pada umumnya herbisida bekerja dengan mengganggu proses anabolisme senyawa penting seperti, asam lemak atau asam amino melalui kompetisi dengan senyawa yang "normal" dalam proses tersebut.
Penggunaan bahan kimia terus menerus yang digunakan secara berlebihan dan dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek sampingnya adalah pencemaran tanah dan sungai. Tindakan bijaksana yang dapat kita lakukan untuk mengurangi efek samping tersebut antara lain adalah meminimalkan penggunaan bahan-bahan kimia dalam kehidupan kita atau kembali menggunakan bahan-bahan alami dan gunakan bahan kimia yang ramah lingkungan.

B.     BAHAN KIMIA DALAM MAKANAN
Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Berbagai jenis makanan dan minuman kita konsumsi setiap hari, mulai dari makanan pokok hingga makanan dan minuman untuk selingan / cemilan.
Berbagai jenis iklan yang menawarkan berbagai jenis makanan dan minuman kita saksikan di televisi. Produk yang ditawarkan umumnya berupa bahan makanan dan minuman olahan. Terkadang kita tertarik untuk membeli makanan atau minuman hanya karena iklannya yang menarik. Seringkali kita tidak melihat kandungan / komposisi bahan yang digunakan, yang mungkin dapat membahayakan kesehatan tubuh kita.
Para produsen biasanya memiliki dua tujuan utama dalam mengolah bahan makanan, yaitu:
1.      Menambah ragam makanan, misalnya susu diolah kembali menjadi beberapa bahan makanan seperti keju, yoghurt, mentega dan lain sebagainya
2.      Memenuhi keperluan khusus, misalnya membuat bahan makanan dengan warna yang lebih menarik, lebih manis, tahan lama dan lain sebagainya
Untuk memenuhi keperluan khusus, para produsen memerlukan penambahan zat yang memiliki sifat yang memungkinkan terpenuhinya keperluan khusus yang diinginkan.
Zat yang disengaja atau tidak disengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk memperbaiki nilai gizi dan cita rasa, mengawetkan atau memantapkan serta memperbaiki tampilan dinamakan zat aditif makanan. Zat aditif makanan sering pula disebut dengan bahan kimia makanan.
Penggunaan bahan kimia dalam makanan sudah sejak dulu dilakukan, misalnya asam cuka untuk membuat acar, garam yang mengandung nitrit dan nitrat untuk mengawetkan makanan dan lain sebagainya.
Saat ini penambahan bahan kimia dalam makanan berfungsi lebih luas, diantaranya untuk:
1.      Meningkatkan nilai gizi dengan cara menambahkan vitamin dan mineral dalam bahan makanan
2.      Mengawetkan makanan untuk mencegah kerusakan makanan akibat bakteri, jamur atau kelembaban udara sehingga makanan dapat tahan lama
3.      Menyedapkan dan mewarnai makanan untuk menambah cita rasa dan membuat penampilan makanan menjadi lebih menarik
4.      Mengentalkan makanan, seperti yang terdapat pada sup dan puding instan
Mencampur air dan lemak agar dapat bercampur membentuk emulsi dan kemudian agar tidak berpisah lagi ditambahkan bahan penstabil, misalnya pada es krim dan mayones
Industri bahan makanan di Indonesia terus berkembang, mulai dari skala kecil, menengah maupun besar. Berbagai produk dihasilkan dengan menggunakan bahan baku lokal maupun impor. Sebelum dijual ke pasaran, bahan baku akan ditambah beberapa bahan kimia yang bertujuan agar penampilan produk lebih menarik. Penggunaan bahan kimia di kalangan industri terus meningkat seiring dengan pesatnya perkembangan industri bahan makanan di Indonesia. Berdasarkan asalnya, bahan kimia yang digunakan pada makanan terdiri dari dua macam, yaitu:
1.      Bahan kimia alami
Bahan kimia alami berasal dari ekstrak bagian tubuh tumbuhan atau hewan. Beberapa bahan kimia alami banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak dulu karena zat kimia alami lebih aman digunakan. Penggunaan bahan kimia alami oleh masyarakat dewasa ini relatif terbatas karena terdapat beberapa kekurangan dalam penggunaannya, diantaranya:
1)      Terkadang ikut memberi rasa khas yang tidak diinginkan, misalnya penggunaan kunyit sebagai bahan pewarna kuning
2)      Dalam penggunaannya memerlukan bahan baku yang cukup banyak karena kandungan bahan kimia yang diinginkan rendah
3)      Cenderung stabil hanya pada kondisi tertentu, misalnya tergantung pada pH/tingkat keasaman bahan makanan
4)      Sulit diperoleh terutama di kota besar, kalaupun ada jumlahnya terbatas
Jenis  zat adiktifnya terbagi atas :
a.       Pewarna, contohnya : kunyit dan daun pandan
b.      Pengawet, contohnya : pengeringan ikan
c.       Pemanis, contohnya : Gula Tebu, Gula Aren & Madu
d.      Penyedap, contohnya : rempah-rempah
2.   Bahan kimia buatan
Bahan kimia buatan merupakan hasil produksi bahan kimia yang sengaja dibuat oleh manusia dengan mengikuti struktur kimia bahan alaminya. Berkembangnya industri makanan yang pesat menuntut penggunaan bahan kimia alami dalam jumlah yang besar. Namun, jumlah bahan kimia alami untuk memenuhi kebutuhan industri makanan sangat kurang, untuk itu perlu membuat bahan kimia buatan. 
Pada umumnya masyarakat saat ini cenderung untuk menggunakan bahan kimia buatan karena:
1)      Lebih praktis dan mudah diperoleh
2)      Produknya tidak mudah berubah dari waktu ke waktu
3)      Lebih ekonomis karena dibuat dalam jumlah banyak (secara massal)
4)      Tingkat kemurniannya tinggi karena dibuat dengan standar pengolahan yang telah ditetapkan
Jenis zat adiktifnya terbagi atas :
a.       Pewarna, contohnya : essence
b.      Pengawet, contohnya : asam benzoat
c.       Pemanis, contohnya : zakarin
d.      Penyedap, contohnya : MSG


1 komentar:

  1. Best online casino for Filipino players | Kadangpintar
    The list of best online casinos that cater to the Filipino language is extensive, but with a 온카지노 few exceptions it 카지노사이트 is one of the few that cater 인카지노 to the Filipino

    BalasHapus