Jumat, 02 Maret 2012

PEMBUKTIAN ASAM BASA DAN UNSUR HARA PADA ABU TANAMAN




LAPORAN
PEMBUKTIAN ASAM BASA DAN UNSUR HARA PADA ABU TANAMAN
























1.                  JUDUL PERCOBAAN :   PEMBUKTIAN ASAM BASA DAN UNSUR HARA
PADA ABU TANAMAN

II.                TUJUAN PERCOBAAN
1.      Untuk mengidentifikasi sifar air abu tanaman
2.      Untuk mengidentifikasi unsur hara pada abu tanaman

III.             DASAR TEORITIS
Asam-Basa
Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan.
Teori Asam-Basa Arrhenius
Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin).
Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu :
·         Asam
asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan :
HxZ(aq) à xH+(aq) + Zx-(aq)
·         basa
basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan :
M(OH)x(aq) à Mx+(aq) + xOH-(aq)

­­­­­­Kertas lakmus
Ada dua macam kertas lakmus yang biasa digunakan untuk mengenali senyawa asam atau basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Larutan asam akan mengubah warna kertas lakmus biru menjadi merah, larutan netral tidak mengubah warna pada kertas lakmus, dan larutan basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
·         Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna tersebut, indikator dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu zat bersifat asam atau basa. Perhatikanlah warna indikator pada larutan asam atau basa berikut ini.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengenal sifat asam atau basa suatu larutan serta menentukan harga pH dapat digunakan indikator universal. Apabila Larutan bersifat Asam pH – nya <7, Larutan bersifat Basa pH – nya >7 dan apabila Larutan bersifat netral pH – nya =7.

·         Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah)
Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea.
b.      Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
c.       Indikator asam-basa dari bunga Hidrangea akan memberikan warna biru ketika didalam larutan asam , di dalam larutan basa akan memberikan warna merah jambu dan pada larutan netral tidak berwarna.
d.      Indikator asam-basa dari kol merah akan berubah warna menjadi merah muda bila dicelupkan ke dalam larutan asam, menjadi hijau dalam larutan basa, dan tidak berwarna pada larutan netral.
e.        Indikator asam-basa dari kunyit,akan memberikan warna kuning tua ketika dilarutkan dalam larutan asam, memberikan warna jingga di dalam larutan basa dan memberikan warna kuning terang pada larutan netral.

Abu kayu
Abu kayu adalah materi ( umumnya berupa bubuk ) yang tersisa setelah pembakaran kayu. Umumnya, 6-10% massa kayu yang dibakar menghasilkan abu. Komposisi kayu dipengaruhi oleh jenis kayu yang dibakar. Kondisi pembakaran juga mempengaruhi kondisi abu dan jumlah abu yang tersisa; temperatur akan mengurangi jumlah abu yang dihasilkan. Abu kayu mengandung kalsium karbonat sebagai komponen utamanya, mewakili 25-45% massa abu kayu. Kalsium terdapat pada jumlah kurang dari 10%, dan fosfat kurang dari 1%. Terdapat juga besi, mangan, seng, tembaga, dan beberapa jenis logam berat. Namun, komposisi abu kayu sangat bergantung pada jenis kayu dan kondisi pembakaran seperti temperatur.
Abu kayu umumnya dibuang kelahan pembuangan, namun alternative pengolahan yang rama lingkungan dapat menjadi suatu hal yang sangat menarik.
Sejak lama diketahui bahwa abu kayu dapat digunakan sebagai pupuk karena mengandung berbagai macam mineral, namun tanpa nitrogen. Keberadaan kalsium karbonat dapat digunakan untuk menurunkan tingkat keasaman tanah. Kalium hidroksida dapat dibuat dari abu kayu, yang dapat dipakai sebagai bahan pembuat sabun.

IV.             ALAT DAN BAHAN
Alat
Alat
Ukuran
Jumlah
1.      Kaleng
2.      Gelas ukur
3.      Spatula/ sendok
4.      Lumpanh /piring
5.      Alu kayu
6.      Penggaris
7.      Gelas plastic
8.      Cetakan es batu
9.      Kertas lakmus
10.  Korek api
11.  Tissu
12.  Stopwact
P = 16 cm; d= 14,5 dm
P= 160 cm
P= 17,6 cm
d= 15,8 dm
p= 13,8 cm
p= 30 cm
p= 10,4 cm
p= 22,5 cm
p= 6,9 cm
p= 5,2 cm
p= 22 cm
-
1 buah
 1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
7 buah
1 buah
2 buah
1 kotak
1 kotak
-

Bahan
Bahan
Jumlah
1.      Bunga karamunting
2.      Kembang sepatu
3.      Kunyit
4.      Abu
5.      Kapur sirih
6.      Cuka
7.      Air galon
20 bunga
9 bunga
1 biji
120 ml
Secukupnya
Secukupnya
240 m

V.               V.   PROSEDUR KERJA
1)      Sampah organik ( serpihan kayu ) dibakar sampai menjadi abu
2)      Abu hasil pembakaran dimasukan kedalam wadah kaleng
3)      Abu dicampur air dengan perbandingan 1:2
4)      Larutan diendapkan selama 1 malam
5)      Filtrat dengan endapannya disaring, kemudian diuji dengan indicator alami seperti bunga karamunting, kembang sepatu dan kunyit
6)      Diamati warnanya dan ditentukan sifat filtrate abu tersebut
7)      Sebagai perbandingan untuk menentukan sifat larutan, dibuat dengan membuat larutan asam ( cuka ), larutan basa ( air kapur ) dan larutan netral ( air galon )
8)      Filtrat yang masih tersisa kemudian diuapkan, maka terdapat endapan, dilakukan uji nyala dengan cara endapan dibakar, kemudian warna pembakaran diamati.

VI.             HASIL PENGAMATAN
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
2
3
4
5
6
7
Air abu
Air gallon
Air kapur
Air cuka
Indikator bunga karamunting
Indikator kembang sepatu
Indikator kunyit
Warnanya coklat dan bersifat basa
Warnanya bening dan bersifat netral
Warnanya putih susu dan bersifat basa
Warnanya bening dan sifatnya asam
Warnanya ungu
Warnanya merah
Warnanya kuning


1



2


3
Menguji filtrat air abu + indicator alami :
Air abu + bunga karamunting



Air abu + kembang sepatu


Air abu + kunyit


·        Warna cokelat
·        Lakmus merah à biru = basa
·        Lakmus biru à biru = basa

·        warna hijau
·        Lakmus merah à biru = basa
·        Lakmus biru à biru = basa
·        warna orange
·        Lakmus merah à biru = basa
·        Lakmus biru à biru = basa



1




2




3
Menguji filtrat  air galon + indicator alami :
Air galon + karamunting




Air galon + kembang sepat




Air galon + kunyit



·         warnanya bening
·         Lakmus merah à merah=asam
·         Lakmus biru à biru=basa
·         larutan bersifat netral

·         warnanya hijau
·         Lakmus merah à merah =asam
·         Lakmus biru àbiru=basa
·         larutan bersifat netral

·         warnanya kuning
·         Lakmus merah àmerah =asam
·         Lakmus biru à biru=basa
·         larutan bersifat  netral



1



2



3
Menguji filtrat air kapur + indicator alami :
Air kapur + bunga karamunting



Air kapur + kembang sepatu



Air kapur + kunyit



·         warnanya cokelat
·         Lakmus merah à biru = basa
·         Lakmus biru à biru = basa

·         warnanya keruh kehijau-hijauan
·         Lakmus merah à biru = basa
·         Lakmus biru à biru = basa

·         warnanya orange
·         Lakmus merah à biru = basa
·         Lakmus biru à biru = basa



1



2



3
Menguji filtrat air cuka + indikator alami:
Air cuka + bunga karamunting



Air cuka + kembang sepatu



Air cuka + kunyit



·         warnanya merah muda
·         Lakmus merah à merah= asam
·         Lakmus biru à merah=asam

·         warnanya merah
·         Lakmus merah àmerah=asam
·         Lakmus biru à merah=asam

·         warnanya kuning
·         Lakmus merah à merah=asam
·         Lakmus biru à merah=asam

Hasil pengamatan penguapan filtrat dan uji nyala
No
Perlakuan
Hasil pengamatan
1
Penguapan selama 2 menit
Kalengnya panas, filtrat air abu mendidih, berasap dan menguap
2
Penguapan selama 4 menit sampai 18 menit
Kalengnya panas, filtrat air abu mendidih, berasap dan menguap
3
Penguapan selama 20 menit
Korek api menyala dan warna apinya kuning

Uji nyala garam
No
Pengamatan
Hasil pengamatan
1
Garam dibakar
Nyala kuning keemasan


V.                PEMBAHASAN
Dari percobaan diatas dapat dilihat bahwa air abu dan air kapur bersifat basa sedangkan air cuka bersifat asam dan air galon bersifat netral. Untuk indikator bunga karamunting memiliki warna ungu, indikator kembang sepatu memiliki warna merah dan indikator kunyit memiliki warna kuning.
Pengujian air abu dengan menggunakan indikator filtrat bunga karamunting menghasilkan warna cokelat dengan kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Dan ini menunjukan bahwa larutan air abu ditambah indikator bunga karamunting bersifat basa dengan pH > 7. Begitu juga dengan air abu ditambah indikator kembang sepatu  berwarna hijau dan air abu ditambah filtrat kunyit berwarna kuning dengan pH>7 (basa). abu sebagai bahan yang tertinggal setelah proses pembakaran kayu secara sempurna. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin akan teruarai sempurna pada suhu tinggi dan akan menghasilkan karbon yang menjadi unsur abu dalam proses tersebut, itulah sebabnya abu bersifat basa.
Pengujian air galon dengan menggunakan indikator filtrat bunga karamunting menghasilkan warna bening dengan kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru juga tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Hal ini menunjukan bahwa larutan air galon ditambah indikator bunga karamunting bersifat netral dengan pH = 7. Dan begitu juga dengan air galon ditambah indikator kembang sepatu  berwarna hijau dan air galon ditambah filtrat kunyit berwarna kuning dengan pH = 7 (netral).
Pengujian air kapur dengan menggunakan indikator filtrat bunga karamunting menghasilkan warna cokelat dengan kertas lakmus merah bereaksi menjadi berwarna biru. Sedangkan kertas lakmus biru tidak terjadi reaksi sehingga tetap berwarna biru. Dan ini menunjukan bahwa larutan air kapur ditambah indikator bunga karamunting bersifat basa dengan pH > 7. Begitu juga dengan air kapur ditambah indikator kembang sepatu  berwarna kehijau-hhijauan dan air kapur ditambah filtrat kunyit berwarna orange dengan pH > 7 (basa).
Pengujian air cuka dengan menggunakan indikator filtrat bunga karamunting menghasilkan warna merah muda dengan kertas lakmus merah tidak bereaksi dan tetap berwarna merah. Sedangkan kertas lakmus biru terjadi reaksi sehingga berubah menjadi berwarna merah. Hal ini menunjukan bahwa larutan air cuka ditambah indikator bunga karamunting bersifat asam dengan pH < 7. Dan begitu juga dengan air cuka ditambah indikator kembang sepatu  berwarna merah dan air cuka ditambah filtrat kunyit berwarna kuning dengan pH < 7 (asam).
Penguapan filtrat air abu dan uji nyala
Pengujian penguapan filtral selama 2 menit terjadi suatau reaksi seperti kaleng menjadi panas, filtrat air abu mendidih, berasap dan menguap. Sama hanya pada penguapan selama 4 menit sampai 18 menit kaleng  panas, filtrat air abu tetap mendidih, tetap berasap dan menguap. Namun pada penguapan filtrat selama 20 menit terjadi reaksi ditandai dengan korek api mmenyala dan warna apinya kuning.
Uji nyala garam
Pada uji nyala garam terlihat warnannya kekuningan. Pada dasarnya, apabila suatu senyawa kimia dipanaskan, maka akan terurai menghasilkan unsur-unsur penyusunnya dalam wujud gas atau uap. Kemudian, atom-atom dari unsur logam tersebut mampu menyerap sejumlah energi tinggi (keadaan tereksitasi). Pada keadaan energi tinggi, atom logam tersebut sifatnya tidak stabil sehingga mudah kembali ke keadaan semula (berenergi rendah) dengan cara memancarkan energi yang diserapnya dalam bentuk cahaya. Besarnya energi yang diserap atau yang dipancarkan oleh setiap atom unsur logam bersifat khas. Hal ini dapat ditujukkan dari wrna nyala atom-atom logam yang mampu meneyerap radiasi cahaya didaerah sinar tampak.
Seperti pada percobaan  pembakaran garam Na dengan nyala api dihasilkan nyala kuning, pembakaran garam Ca akan menghasilkan nyala api merah bata. Warna nyala api dari setiap unsur tersebut memiliki panjang gelombang tertentu.

VI.             KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa abu sebagai bahan yang tertinggal setelah proses pembakaran kayu secara sempurna. Selulosa, hemiselulosa, dan lignin akan teruarai sempurna pada suhu tinggi dan akan menghasilkan karbon yang menjadi unsur abu dalam proses tersebut yang bersifat basa.
Unsur hara pada abu tanaman (residu) yang tampak tidak hanya berasal dari dinding sel kayu, melainkan dari bahan-bahan mineral dari kristal yang mengisi rongga sel. Komponen utama abu kayu adalah kalsium (Ca), kalium (K), magnesium (Mg), silika (Si). Unsur minor yang sering terdapat dalam abu antara lain natrium(Na), mangan (Mn), besi (Fe), dan aluminium (Al). Radikal asam yang umum terdapat dalam dalam abu adalah karbonat, fosfat, silikat, sulfat, dan klorida (Anonim). Kayu mengandung mineral (komponen-komponen anorganik) dalam jumlah kecil, dinyatakan sebagai kadar abu. Dalam batang jarang lebih dari 1 % dari berat kering kayu.

LAMPIRAN :


foto serbuk dibakar

foto air abu  

                                 
 foto uji filtrat air abu + bunga karamunting



foto uji filtrat air abu + kembang sepatu   


 foto uji filtrat air abu + kunyit


foto air galon  

foto uji filtrat air galon + bunga karamunting

foto uji filtrat air galon + kembang sepatu  


 
foto uji filtrat air galon + kunyit




foto air kapur 




 foto uji filtrat air kapur + bunga karamunting


foto uji filtrat air kapur + kembang sepatu



foto uji filtrat air kapur + kunyit

foto air cuka  




 foto uji filtrat air cuka + bunga karamunting


foto uji filtrat air cuka + kembang sepatu  
  

foto uji filtrat air cuka + kunyit
 
foto uji nyala garam

1 komentar:

  1. Foto uji nyala garam koq pake kompor sih mbak..? gk ada bunsen atau pembakar spirtus ya...hehe

    BalasHapus